Seperti Rajawali (2 of 2)
Mari kita belajar dari burung Rajawali.
PELAJARAN III-VI :
RAJAWALI TIDAK TERBANG, TAPI MELAYANG
Rajawali tidak terbang seperti layaknya burung-burung yang lain yang terbang dengan mengepak-epakkan sayapnya dengan kekuatan sendiri. Yang dilakukan Rajawali ialah melayang dengan anggun, membuka lebar-lebar kedua sayapnya dan menggunakan kekuatan angin untuk mendorong tubuhnya. Yang membuat rajawali sangat spesial ialah ia tahu betul waktu yang tepat untuk meluncur terbang. Ia berdiam di atas puncak gunung karang, membaca keadaan angin, dan pada saat yang dirasa tepat ia mengepakkan sayapnya untuk mendorong terbang, lalu membuka sayapnya lebar-lebar untuk kemudian melayang dengan menggunakan kekuatan angin itu.
Angin sering disebutkan dalam Alkitab sebagai penggambaran dari Roh Kudus atau tanda pertama dalam kehadiran Roh kudus selain daripada api dan bahasa-bahasa baru ("Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk;" - Kisah Para Rasul 2:2). Kita dapat belajar untuk bekerja sama dengan Roh Kudus dan membiarkan-Nya mengangkat kita lebih tinggi lagi, semakin dekat dengan Tuhan Yesus.
Seringkali kita ‘terbang’ dengan kekuatan kita sendiri. Hasilnya kita menemui banyak kelelahan, kejatuhan, kekecewaan dan kepahitan dalam hidup ini. Belajar dari rajawali, marilah kita ‘terbang’ melintasi kehidupan ini dengan mengandalkan tiupan angin Roh Kudus.
Kadang angin / badai juga berbicara mengenai masalah dan kesulitan-kesulitan hidup. Badai sering menggambarkan adanya pergumulan dalam hidup ini. Bagi rajawali, badai adalah media yang tepat untuk belajar menguatkan sayapnya. Dia terbang menembus badai itu, melayang di dalamnya, melatih sayapnya untuk lebih kuat lagi. Seorang ‘Kristiani Rajawali’ seharusnya mengucap syukur dalam menghadapi berbagai-bagai pencobaan. Karena saat itulah saat yang tepat bagi kita untuk mempergunakan pencobaan sebagai media untuk menguatkan sayap-sayap iman kita. "Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia". (Yakobus 1:12)
PELAJARAN IV-VI :
RAJAWALI MEMILIKI WAKTU KHUSUS UNTUK PEMBAHARUAN
Ketika rajawali berumur 60 tahun, ia memasuki periode pembaharuan. Seekor rajawali akan mencari tempat tinggi dan tersembunyi di puncak gunung. Ia berdiam disitu, membiarkan bulu-bulunya rontok satu demi satu. Rajawali ini mengalami keadaan yang menyakitkan dan sangat mengenaskan selama kira-kira 1 tahun. Ia menunggu dengan sabar selama proses ini berlangsung, dan setiap hari ia membiarkan sinar matahari menyinari tubuhnya untuk mempercepat proses penyembuhannya. Melalui proses ini, bulu-bulu barupun tumbuh, dan rajawali menerima kekuatan yang baru sehingga ia mampu untuk bertahan hidup hingga umur 120 tahun (konon cerita memang begitu), seperti normalnya rajawali hidup.
Seperti rajawali, orang Kristiani perlu memiliki waktu-waktu khusus untuk proses pembaharuan dalam hidup ini. Membiarkan hal-hal lama yang tidak berguna lagi ‘rontok’ dan menanti-nantikan dengan sabar pemulihan dari Tuhan. Pembaharuan adalah prinsip Ilahi, dimana Allah memotong segala sesuatu yang tidak menghasilkan buah dalam hidup kita ini agar kita mampu berbuah lebat. Selama kita menantikan Dia, relakan proses pembaharuan itu berlangsung. "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang." (2 Korintus 5:17)
PELAJARAN V-VI :
KETIKA BURUNG RAJAWALI SAKIT
Ketika rajawali mengalami sakit di tubuhnya, ia terbang ke suatu tempat yang sangat disukainya, dimana ia dengan leluasa dapat menikmati sinar matahari. Karena sinar matahari memainkan peranan yang sangat penting dalam kehidupan rajawali, dan juga merupakan obat yang paling mujarab baginya.
Ketika kita sakit, baik itu sakit secara fisik, ekonomi, rumah tangga, pekerjaan, pelayanan, atau sakit rohani kita, apakah kita juga mencari Allah yang memainkan peranan penting dalam hidup kita, yang juga merupakan sumber kesembuhan bagi segala macam ‘penyakit’? "Carilah Aku, maka kamu akan hidup" (Amos 5:4)
PELAJARAN VI-VI :
KETIKA BURUNG RAJAWALI MATI
Ketika rajawali berada dalam keadaan mendekati waktu kematiannya, ia terbang ke tempat yang paling disukainya, di atas gunung, menutupi tubuhnya dengan kedua sayapnya, memandang ke arah terbitnya matahari, lalu…..mati.
Sahabatku, sudah selayaknya, semua orang Kristiani mati dengan mata dan hati tetap tertuju pada Yesus sebagai sumber dari pengharapan dan jaminan di dalam kehidupan kekal. "Tetapi kepada-Mulah, ya ALLAH, Tuhanku, mataku tertuju; pada-Mulah aku berlindung,..." - (Mazmur 141:8).
Semoga apa yang aku bagikan dapat menjadi berkat bagi kita semua.
Amin
Tuhan bersama mu