Kejujuran Yang Membawa Kehidupan


Memperoleh harta benda dengan lidah dusta adalah kesia-siaan yang lenyap dari orang yang mencari maut. (Amsal 21:6)

Pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. (1 Korintus 6:10)


Seorang boss pemilik beberapa perusahaan besar ingin mewariskan salah satu perusahaan miliknya kepada karyawannya yang dianggap paling terbaik. Ia ingin memberikan kepada karyawan yang pasti baik, jujur dan mau berusaha sekuat tenaga untuk membesarkan perusahaan itu tetapi dengan kejujuran.

Untuk itu ia memanggil seluruh karyawannya, untuk mengetes kemampuan mereka, si boss besar ini memberikan masing-masing sebutir benih tumbuhan kepada beberapa karyawan yang sudah dipilihnya seraya berkata "Sirami dengan teratur, rawat, dan kembalilah setahun lagi kesini dengan membawa hasilmu. Tumbuhan yang hijau hijau, subur dan "Yang TERBAIK", maka pemiliknya akan kuberikan salah satu dari perusahaan ku untuk dikelolanya dan akan menjadi miliknya."

Sejak saat itu, para karyawan yang terpilih berlomba untuk menumbuhkan bibit yang telah diberikan boss nya untuk ditumbuhkan dengan harapan nantinya merekalah yang terpilih menjadi pemilik perusahaan tersebut.

Seorang karyawan sebut saja bernama Udin pulang ke rumahnya dan menceritakan semua yang ia dapat, dan si istri serta anak-anaknya senang mendengarnya dan berharap suaminya atau ayahnyalah yang akan terpilih kelak. Setiap hari benih itu disiraminya dengan air dan selalu diberi pupuk dan lainnya. Hari berganti hari, minggu berganti minggu dan bulan berganti bulan, tidak sehelai pucuk pun keluar dari benih itu, mulai timbulah perasaan kecewa tapi tidak patah semangat, mereka terus merawatnya dan menjaganya. 

Akhirnya.... Waktu pun habis.... betapa kecewanya mereka, apa yang mereka sudah buat tidak membuahkan hasil, dan benih tetaplah benih diatas tanah dan tidak terjadi apa-apa, malah benih itu membusuk. Malu dan kecewa pastinya.

Tibalah penantian setahun, dimana seluruh karyawan yang terpilih akan menghadap pemilik perusahaan dan yang pasti mereka dengan bangganya akan membawa dan memperlihatkan hasil benih tersebut kepada si empunya perusahaan. Udin pun berkata pada istrinya bahwa ia tidak akan membawa pot yang kosong, ia ingin menggantinya dengan membeli tanaman jadi karena dia tahu bahwa itu adalah benih atau biji dari buah apel, sehingga ia ingin membeli pohon apel kecil, namun istrinya memohon dan mendorongnya untuk menyatakan yang sebenar-benarnya, menyatakan mereka memang gagal dan  benih itu memang tidak menumbuhkan apa-apa. 

Istri Udin selalu menekankan kejujuran kepada suaminya apapun yang terjadi. Dan Udin pun menyadari bahwa istrinya adalah benar, ia mengajarkan dan menyarankan hal yang benar, yaitu sebuah "KEJUJURAN".

Sampailah di kantor. Udin melihat para karyawan lain telah membawa benih yang sudah tumbuh subur itu memasuki ruangan meeting, sementara Udin hanya membawa sebuah pot kosong. Seluruh mata memandangnya ada yang berkata dalam hati "rasain luuuu" tapi ada juga yang kasihan. Ketika sang empunya perusahaan memasuki ruangan, ia memandang keindahan seluruh tanaman itu, dan memberikan tepuk tangan kepada semua karyawannya yang telah berhasil dengan berkata "Selamat..... kalian berhasil....." dan dia juga melirik kearah Udin  yang tertunduk malu. 

Sang boss memanggilnya dan memintanya ke depan dan menceritakan masalah apa yang menimpanya dan mengapa semua berhasil dan dia sendiri tidak.

Akhirnya Udin menceritakan semuanya, bahwa dia dan istrinya gembira saat mendapat kesempatan ini bla bla bla dan dia telah membeli pot yang baik, pupuk yang baik serta menyiraminya setiap hari bahkan istri dan semua anakku senantiasa merawat bahkan berdoa agar benih ini dapat tumbuh, yahhh mungkin belum waktu ku dan belum menjadi rejeki ku boss (ujar Udin dengan sedih).

Ketika Udin selesai bercerita, Sang boss besar pemilik perusahaan berkata, "Berikan tepuk tangan yang meriah untuk Udiiiiiin......", dan semua staff karyawan yang punya benih telah tumbuh dan subur itupun bertepuk tangan dengan bangganya dan sambil tertawa lebar. 

Dan si boss pun memberi ucapan selamat dan bersalaman kepada Udin, saat itu Udin merasa ia dipermalukan dan tertunduklah ia saat kembali ke mejanya, melihat boss menyalami Udin semua peserta yang telah tumbuh benihnya makin menjadi-jadi tertawanya dan sedikit menyindirnya.

Akhirnya setelah semua itu dilalui dengan tawa sombong, akhirnya si boss pun berkata, "saya ucapkan selamat kepada kalian semua yang sudah berhasil...., mari kita pilih sekarang siapa yang akan mendapatkan sebuah perusahaan ini, karena kalian semua adalah karyawan yang terpilih, karyawan yang baik, tapi aku hanya memilih satu dari kalian, yang terbaik dan yang jujur, mari kita sambut pemilik perusahaan yang baru ini..... berilah tepuk tangan yang meriah sekali lagi kepadaaaaaaa?!?!!? Udiiiiiiiiiiiinnnnnnnnnnnn!!!!!, mari Udin silahkan maju kedepan"

Bak disambar petir disiang hari tanpa adanya hujan, semua karyawan kaget dan shock mengapa pemilik perusahaan memilih Udin padahal hasil mereka semua baik, dan hasil Udin tidak ada apa-apanya, bahkan dari mereka walau hanya dengan satu tahun, sudah ada tanamannya yang berbuah, mereka semua heran dan kaget.

Si pemilik perusahaan akhirnya berkata, “Selamat kepada kalian yang sudah berhasil......., dan yang sudah sukses........, berhasil dan sukses membohongi diri kalian sendiri dan membohongi aku sebagai pemilik perusahaan, alangkah sedihnya bila aku memilih kalian menjadi pemimpin yang baru...., kenapa?!? Karena kalian berlaku tidak jujur kepada diri sendiri maupun kepada orang lain, kalian tidak berkata apa adanya. Tahukah kalian.... bahwa benih itu telah aku rebus, telah aku celupkan ke minyak panas dan tidak akan pernah benih itu bertumbuh, aku hanya ingin melihat sampai dimana kejujuran dan usaha kalian, dari situ aku bisa melihat betapa hebat, betapa semangat dan betapa jujurnya kalian kelak bila menjalani perusahaan ini sebagai pemiliknya yang baru....."

Tertunduklah semua karyawan yang ada disana dengan muka yang malu, akhirnya semua karyawan yang telah dipilih untuk diikut sertakan dalam perlombaan ini satu persatu mengundurkan diri dari perusahaan karena malu.

Sahabat....
Apa yang bisa kalian tangkap dari cerita ini? 
Mahalnya sebuah kejujuran itu, akan tetapi, kejujuran dapat membawa kita kepada kehidupan yang pastinya lebih baik, baik itu dimata sesama apalagi dimata Tuhan.

Ingat satu hal.... ada tertulis dalam Injil Lukas 16:11 "Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya?". Dalam melakukan hal kecil kita tidak bisa jujur, gimana dengan hal yang besar? Kita akan lebih lagi tidak jujur. Dalam hal yang kecil saja kita tidak bisa jujur, akhirnya siapa yang mau memberikan hal yang besar untuk kita jalani kalau dengan yang kecil saja kita tidak bisa jujur?!?

Amin
Tuhan bersama mu


Popular posts from this blog

Berilah Maka Kamu Akan Diberi

Berfoya-foya Dalam Kemewahan

Masih Ragu Dengan Kuasa-Nya?