Kasih Dan Sabar
Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota. (Amsal 16:32)
Arti sebuah kasih dan kesabaran.
Santo dan Mey sudah menikah lebih dari 20 tahun dan dikaruniai beberapa orang putra dan putri. Singkat cerita suatu saat Mey sakit keras, berbagai upaya dilakukan untuk menyembuhkan Mey tapi tak satu pun berhasil. Suaminya pun sedih dan takut kehilangan. Saat Mey berbaring ditempat tidur, Mey berkata lirih kalau ia ingin memlihatkan sesuatu kepada suaminya dan memohon agar suaminya itu mengambil kotak sepatu yang selama ini disimpan secara rahasia diatas plafon rumahnya tepat diatas kamar tidur mereka. Rupanya Mey sadar inilah saat yang tepat untuk membuka rahasia kotak itu!
Kaget atas pengakuan istrinya dan ia langsung mencari kotak yang dikatakan oleh istrinya. Perlahan-lahan Santo membuka tutup kotak itu, suaminya mendapati ada dua boneka rajut yang lucu dan uang sebesar 10 juta dan 300 ribu rupiah! Santo sang suami yang bingung pun bertanya kepada sang istri apa maksud dari semua ini.
Akhirnya, Mey bercerita bahwa ibunya pernah berpesan sebelum ia masuk kedalam jenjang pernikahannya agar jangan sekali-kali membentak atau berteriak kepada suami jika ia sedang marah dengan suami. Ibu bilang jika suatu saat ia marah pada suaminya karena suami membuat ia kesal dan sebagainya, ia harus tetap diam berkata sopan dan melimpahkan rasa amarahnya itu dengan cara merajut sebuah boneka, Santo pun hanya bisa terdiam dan menangis, ternyata, selama ini ia sering membuat Mey marah tanpa dia ketahui.
Kemudian, ia bertanya lagi tentang apa maksud dari uang 10 juta dan 300 ribu itu?!?, dan Mey menjawab, "Suamiku, ahhh uang itu adalah uang sisa hasil penjualan boneka-boneka rajutanku, karena sebagian lagi sudah ku pakai untuk membayar kuliah si koko dan uang gedung kuliah si kecil saat kamu bilang belum ada uang untuk bayar uang kuliah dan gedung kuliah anak, maka aku pergunakan 25 juta dari uang penjualan boneka itu untuk membayarnya, sebab itu aku tidak pernah meminta mu lagi suamiku, dan kamu pun pasti sudah lupa kan kalau selama ini mereka kuliah butuh uang dan biaya?!"
Wahhh....., bisa dibayangkan betapa sedihnya perasaan Santo saat itu, pertama, dia ternyata selalu membuat istrinya marah walau dia sendiri tidak tahu bila kelakuannya itu membuat istrinya marah, kedua dia lupa tentang kewajibannya untuk anak. Akhirnya dia meminta maaf kepada istri tercintanya dan dia berjanji akan merubah semua sifatnya dan akan menjalankan kewajibannya dengan sungguh-sungguh, akan tetapi Tuhan berkata lain, dan si tulang rusuk tercinta dipanggilNya pulang ke surga. Sedih dan haru dan penyesalan bercampur aduk saat itu, dan dia berjanji mulai saat ini dia akan membayarkan janjinya itu kepada anak-anaknya dengan mengurus mereka dengan kasih dan sabar seperti apa yang telah istrinya kerjakan selama ini didalam rumahtangganya.
Sahabat.
Kalau saja Mey itu seorang pemarah juga, apa jadinya rumah tangga mereka, dan didalam kesabaranpun Mey tidak berkata "nihhh lihat nihh aku sudah sabar kepada mu, aku sudah sabar dengan sikapmu selama ini"...., bahkan suaminya pun tidak tahu kalau selama ini dia selalu membuat istrinya marah dan kecewa, tapi sang istri tidak pernah memperlihatkan hal itu, ia tetap melayani suami dengan baik karena sang istri diberi kekuatan dari Tuhan atas doa orang tua dan doanya sendiri untuk "menanggung segala sesuatu dengan tekun dan sabar" (Kolose 1:11)
Dari cerita ini akupun percaya sang istri mau belajar apa yang di sebut dengan buah-buah roh, karena ada tertulis didalam Galatia 5:22-23 "Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri..."
Yahhhh. Kalau saja semua mau menerapkan "kasih dan sabar" maka tidak ada kata "perceraian" didalam hidup berumah tangga karena "orang yang sabar memadamkan perbantahan (Amsal 15:18)" dan juga "Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain, (1 Korintus 13:4-5)
Sahabatku, belajarlah untuk saling menghargai "Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu" (Efesus 4:2)
Begitu besar nilai kasih dan kesabaran. Dan kesabaran itu tidak perlu di pamerkan atau bahkan dikatakan kepada orang, cukup kepada diri sendiri dan kita tetap seperti biasa, tanpa harus memperlihatkan kita ini marah atau apa. Biarlah waktu yang mengatakannya. Karena sabar bukan untuk dikatakan atau dipamerkan, tapi sabar untuk dilakukan dan dijalani tanpa harus dipamerkan.
Banyak orang berkata, "aku sudah sabar sampai saat ini, kesabaranku sudah habis!!?!" Nah, kalau kita mengatakan ini, berarti kita menipu diri sendiri, karena yang namanya sabar tidak mengenal waktu.
Sahabat, ingat hal ini.
Kalau saja Tuhan tidak punya kesabaran yang panjang, mungkin saat ini kamu tidak akan pernah bisa membaca artikel ini, karena engkau sudah berada di dunia lain. Tuhan bukanlah Allah yang buta, bukan juga Allah yang pelupa, Ia tahu kamu berdosa, Lhooo kok tahu dosa tapi tidak dihukum? Ya ituuu.... Ia panjang sabar, sabar menunggu mu bertobat, sehingga sampai saat ini Ia masih mengijinkan kalian baca artikel ini.
Apa buktinya? Baca 2 Petrus 3:9 "Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya (untuk menghukum para pendosa), sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat."
Amin.
Tuhan bersama mu.