Berontak Kepada Tuhan dan Akibatnya
"Tetapi jika kamu melawan dan memberontak, maka kamu akan dimakan oleh pedang.'Sungguh, TUHAN yang mengucapkannya." Yesaya 1:20
Dari jaman dahulu kala, kita sudah sering mendengar kata-kata "memberontak". Baik mulai dari jaman Adam sampai sekarang hal itu masih sering dilakukan oleh yang namanya manusia.
Memberontak berarti melawan, tidak mau menurut perintah / tidak taat / Ingin keluar dari jalur yang sudah ditetapkan atau menolak sebuah perintah yang kerap kali diberikan atau dikatakan! Ada pemberontakan karena merasa tertekan dan ingin terlepas dari belenggu negatif dan ingin terlepas dari penindasan, ada juga pemberontakan karena memang tidak ingin dikekang, tidak ingin diarahkan karena satu dan lain hal yang akan menjadikan dan atau mendatangkan masalah atau sebuah ikatan kebiasaan atau kesenangan pribadi menjadi terancam.
Bukankah hal ini juga sering dilakukan oleh banyak anak Tuhan? Kita cenderung melakukan pemberontakan karena kita tidak mau di beritahu Tuhan, kita tidak ingin diatur Tuhan dan kita ingin bebas dan memilih jalannya sendiri atau memberontak kepada Tuhan saat masalah dan kesulitan terjadi dan datang kedalam kehidupan kita, karena sudah biasa hidup senang, tenteram, aman adil dan makmur.
Awas... Pemberontakan kepada Tuhan pasti ada hukumannya.
Ada banyak contoh dalam Alkitab tentang orang-orang yang memberontak kepada Tuhan yang akhirnya harus menanggung akibatnya pula. Salah satunya adalah Saul. Ketika menjadi raja atas Israel Saul hidup dalam ketidaktaatan, sering memberontak kepada Tuhan. Saul memberi kesempatan bagi Iblis sehingga roh pemberontakan itu tumbuh dalam kehidupannya, sehingga ia memilih untuk tidak tunduk kepada perintah Tuhan. Samuel menegurnya dengan keras, "Perbuatanmu itu bodoh. Engkau tidak mengikuti perintah Tuhan, Allahmu, yang diperintahkanNya kepadamu; sebab sedianya Tuhan mengokohkan kerajaanmu atas orang Israel untuk selama-lamanya. Tetapi sekarang kerajaanmu tidak akan tetap." (1 Samuel 13:13-14a). Akibat memberontak kepada Tuhan kehidupan Saul berakhir dengan kehancuran.
Allah menghukum setiap pemberontakan, dan apa yang terjadi bila kita terus berontak kepada Tuhan? "... Seluruh kepala sakit dan seluruh hati lemah lesu. Dari telapak kaki sampai kepala tidak ada yang sehat: bengkak dan bilur dan luka baru, tidak dipijit dan tidak dibalut dan tidak ditaruh minyak." (Yesaya 1:5-6)
"Seluruh kepada sakit". Dalam ayat nampak bagaimana keadaan yang sebenarnya dari orang yang melawan Allah, ia akan seperti orang yang sakit dari telapak kaki sampai di ujung kepala, tidak lagi ada yang baik, semua penuh borok, luka, nanah, begitu kasihan walau luar tanpak baik tapi dalamnya hancur (Wahyu 3:17). Dari luar, secara duniawi nampaknya baik. Orang yang berontak kepada Tuhan nampaknya senang, sukacita, puas, gembira, tetapi itu sebenarnya palsu. Kepalanya sakit, hatinya letih lesu dan seluruh tubuh penuh penyakit. Ini keadaan yang sebenarnya terjadi bila orang berontak kepada Tuhan, tidak ada yang enak, tiada damai dalam dirinya.
"Hati lemah lesu". Tidak ada gairah hidup, lelah, susah sebab dosa pemberontakan telah meracuni hidupnya. Hidup berontak kepada Allah membuat diri lekas lelah, sebab kekuatan kita sendiri sangat terbatas, tiada kekuatan extra. Tapi bila kita mengasihi Allah dan mengikuti semua kehendak-Nya, maka hal itu tidak akan terjadi karena kekuatan Allah ada bersama kita, apapun yang terjadi Tuhan menyertai orang yang dikasihi-Nya (baca Roma 8:28)
"Telapak kaki sampai kepala tidak ada yang sehat: bengkak dan bilur dan luka baruKerusakan itu dari kepala sampai telapak kaki". Artinya betapa dahsyatnya hukuman pemberontakan kita kepada Allah, segala perjalanan hidup rusak semua, tak ada lagi yang baik, dengan kata lain, kita akan dibuat-Nya babak belur sampai babak berikutnya.
"Tidak dipijit dan tidak dibalut dan tidak ditaruh minyak". Sudah tidak ada lagi jamahan dan minyak melambangkan urapan Rohkudus. Tidak ada lagi urapan Tuhan turun atas orang yang memberontak.
Dan apa yang terjadi bila kita mau berbalik dan bertobat dan memohon ampunan atas pemberontakan kita?!? Hosea 14:5 tertulis "Aku akan memulihkan mereka dari penyelewengan, Aku akan mengasihi mereka dengan sukarela, sebab murka-Ku telah surut dari pada mereka". Jadi yang tadinya luka mu sudah membesar akan diobati-Nya, kepadamu sudah mulai pecah akan dibebat-Nya kembali dan urapan serta Rohkudus Nya akan diberikan kembali kepadamu.
Sahabatku....
Percuma kalian melawan Tuhan, tiada artinya memberontak kepada Tuhan. Sadarlah... karena Prinsip kehidupan seorang Kristiani itu adalah "TAAT, bukan debat apalagi berontak. Ketaatan bukan untuk dihindari tapi dijalani! Tuhan akan memberikan imbalan apabila kita taat. "Jika kamu menurut dan mendengar, maka kamu akan memakan hasil baik dari negeri itu." (Yesaya 1:19). Kembalilah kepada-Nya dan memohon ampunlah selama masih ada waktu. Kembalilah seperti si anak yang hilang, bangkit dan pergi kepada Tuhan dan akui kesalahamu (Injil Lukas 15:17-18)
Janganlah takut berbalik kepada Tuhan. Sahabat.... "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan." (1 Yohanes 1:9)
Seberat apa pun kehidupan kita saat ini jangan pernah memberontak kepada Tuhan. Pemberontakan bukan karakter orang Kristiani. Hari ini Tuhan menghadapkan kita pada suatu pilihan: memberontak atau taat, kebahagian (berkat) atau kehancuran (malapetaka). Mari kita belajar dari kehidupan Yesus yang tidak pernah memberontak kepada Bapa meskipun Ia harus mengalami penderitaan, bahkan sampai mati di kayu salib.
"Bagi Dia, yang berkuasa menjaga supaya jangan kamu tersandung dan yang membawa kamu dengan tak bernoda dan penuh kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya, Allah yang esa, Juruselamat kita oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, bagi Dia adalah kemuliaan, kebesaran, kekuatan dan kuasa sebelum segala abad dan sekarang dan sampai selama-lamanya." (Yudas 1:24-25)
Amin.
Tuhan bersama mu.