Jagalah Kata-kata mu!!


Awasilah mulutku, ya TUHAN, berjagalah pada pintu bibirku! (Mazmur 141:3)

Banyak orang menilai benar tidaknya atau baik tidaknya pribadi seseorang dengan gaya hidupnya, kedermawanannya, ketampanannya, kecantikannya dll, tapi semua itu salah... Karena yang paling tepat adalah, nilailah dia dari setiap kata-kata yang keluar spontan dari dalam hatinya disaat dia mendapati kesusahan atau masalah atau sedang dalam amarah, dan itulah dia sebenarnya.

Ada seorang pemuda terlihat baik dan terlihat dekat sekali atau berhubungan manis dengan Tuhan, rajin beribadah dan mulut penuh dengan pujian dan ucapan syukurnya kepada Tuhan, tetapi...... Ohhh ternyata dia adalah orang yang pemarah kepada seorang pacarnya, penuh cemburu buta dan penuh dengan kata-kata yang menyakitkan dan kata-kata kasar walau sesudah itu dia meminta maaf.

Satu saat dia bertengkar hanya karena masalah sepele kepada pacarnya dan keluarlah kata-kata pedas dan sesudah itu dia kembali memohon maaf, dan dengan setia si pacar tetap memiliki kasih dan selalu mau memaafkan dia.

Satu saat, si pacar berkata kepada si pemuda ini, "broo.. ini aku membeli sepotong kayu papan berukuran 30x30 cm, aku ada permintaan, sekarang setiap kamu marah sama aku pasanglah paku disana, atau pantekanlah sebuah paku dipapan itu, dan saat kamu meminta maaf, copotkanlah paku itu untuk ku dan lakukan itu terus. Dan si pemuda berkata ok tanpa mengetahui apa maksud dari si pacar tersebut.

Hari berganti hari, dan muluh pemarah si pemuda terus menerus berlalu dan tibalah saat papan itu sudah mulai rusak karena bolong bekas paku dan sudah mulai patah. 

Di hari Natal, si pemuda berjanji akan merubah perilakunya dan akan menjadi baik dan tidak akan marah lagi... Berkatalah si pemuda itu kepada pacarnya, "aku senang kamu selalu mau memaafkan aku, lihat papan yang kamu beri kepada ku, sudah banyak bekas paku dan sampai-sampai papan itu mulai terkoyak tetapi kamu masih mau bersama ku dan memaafkanku".....

Jawab si pacar kepada pemuda itu dengan senyuman, "ohhh kamu sadar sudah banyak bekas paku disana?" Kamu sadar?!? (kata si pacar), dengan tersipu malu si pemuda senyum dan berkata "iyaaa cantik... aku sadar... maafkan aku ya..."
Dan si pacar berkata lagi dengan muka yang mulai sedih serta tertunduk.... "sebenarnya kalau kamu sadar, kamu tidak akan melakukan itu lagi.... perhatikan papan itu, saat kamu marah kepada ku, kamu mempantekan sebuah paku, dan saat kamu berkata maaf kepada ku, kamu mencabut paku itu, dan lihat...., berapa banyak lubang yang sudah kamu buat didalam hidupku ini...., walau kamu berkata maaf, tetapi lubang itu tidak bisa tertutup oleh maaf mu, dan sekarang kayu itu mulai terkoyak, dan itulah hatiku kepada mu, karena kasihNya lah aku mau memaafkan mu sampai saat ini walau itu menyakitkan bagiku, sekarang sadarkah kamu?!?!?! (sambil mengeluarkan airmata si pacar tertunduk)

Saat itu si pemuda memeluk dan berlutut di depan sang pacar dan memohon pengampunan yang terakhir dan berjanji akan berubah total atau silahkan putuskan dia bila ia berbuat hal itu lagi.... Hari demi hari berlalu dan berubahlah si pemuda itu karena ia teringat akan lubang yang selalu ia buat dan lubang sakit hati itu tidak akan bisa tertutup oleh maaf dan satu saat lubang itu akan menghancurkan hubungan mereka.

Sahabat.....
Apa yang kalian bisa simak pesan dari cerita ini....
Memang mudah berkata "maaf", tapi ingat, lubang yang sudah kamu buat tidak akan tertutup hanya dengan kata maafmu, atau dengan perubahan mu sekalipun lubang itu akan tetap ada, ya... itulah manusia. Sebab itu, jangan lah mengelurkan kata-kata yang tidak membangun, kata-kata dan sikap yang menyakitkan kepada sesama, karena apa? karena maaf mu tidak akan bisa menutup lubang bekas galian amarah mu itu sampai kapanpun.

Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia. (Efesus 4:29).

Awas.... ibadahmu akan percuma bila engkau tidak bisa mengekang lidah mu. "Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya". (Yakobus 1:26)

Amin.
Tuhan bersama mu

Popular posts from this blog

Berilah Maka Kamu Akan Diberi

Berfoya-foya Dalam Kemewahan

Masih Ragu Dengan Kuasa-Nya?