Pertolongan Tuhan


Mari kita kita lihat Injil Markus 6:47-56 sebagai bahan bacaan kita.

Markus 6 :47-56 menceritakan tentang Yesus yang berjalan diatas air, sebuah kisah yang tentu aku yakin kita semua sering mendengarnya. Di dalam perikop ini ada 2 mujizat yang dibuat oleh Tuhan Yesus dalam satu kali kejadian, namun dibalik mujizat Tuhan yang berjalan diatas air dan meredakan angin sakal yang menyulitkan murid-muridNya dalam mendayung ternyata ada beberapa hal yang menarik yang bisa kita pelajari dari kisah ini. Mari kita lihat.

Pada ayat 48 disebutkan bahwa ketika para murid sedang bersusah payah mendayung perahu oleh karena angin sakal yang menghambat laju perahu mereka, maka kira-kira Yesus datang pada sekitar jam 3 kepada mereka dengan cara berjalan diatas air. Kalau kita lihat ayat 45-46 sudah jelas Yesus memerintahkan muridNya untuk naik perahu & menyeberang terlebih dahulu sementara Tuhan Yesus pergi ke bukit untuk berdoa. Mari kita bayangkan jika kita sedang berada disana bersama para murid, apakah Tuhan tidak tahu bahwa akan ada angin sakal ketika para murid menyeberang? Tentu Tuhan Yesus tahu hal tersebut karena Dia Sang Maha Tahu. Jika Tuhan Yesus tahu pasti muncul sebuah pertanyaan “Kenapa Yesus membiarkan murid-muridnya terkena angin sakal pada saat menyeberang?”

Nah... Apa yang ingin diajarkan Tuhan Yesus lewat kejadian ini? Seringkali dalam menghadapi sebuah masalah kita gugup, belum apa-apa belum dijalani sudah menyerah, sudah berkata aku tidak bisa dan tidak berani dll. Sahabat, hendaklah kita tetap setia dalam perkara tersebut, Jalani saja perintah-Nya, baik besar ataupun kecil Tuhan mengajar kita agar kita melakukannya dengan baik dan selalu bersandar dan sadar bila pertolongan Tuhan itu pasti datang tepat pada waktunya.

Ayat 49-50 menceritakan bahwa para murid kaget ketika melihat Tuhan Yesus berjalan diatas air dan mereka berteriak-teriak karena menganggapNya sebagai hantu. Dan segera Tuhan Yesus berkata kepada mereka “Tenanglah! Aku ini, jangan takut!”. Sebuah kejadian yang membingungkan serta membuat sebuah tanda tanya bagi para murid Tuhan, mengapa para murid ini tidak mengenali Tuhan Yesus yang notabene adalah guru mereka? Padahal para murid juga tahu bahwa Tuhan menyuruh mereka menyebrang terlebih dahulu sementara Tuhan berdoa. Ataukah para murid tercengang melihat mujizat Tuhan yang berjalan diatas air?

Ya tentu tidak. Tetapi saat kita menghadapi masalah yang pelik, masalah yang rumit, sering kali kita lupa, lupa kalau kita punya Allah yang maha, punya Tuhan yang penuh kuasa, sehingga saat Tuhan datang membantu kita tidak sadar, dan mungkin saja malah menganggap Tuhan adalah musuh. Begitu juga para murid Tuhan ini sudah terlalu lelah mendayung perahu menghadapi angin sakal, dapat kita bayangkan kita mendayung sebuah perahu di tengah angin keras yang mengombang-ambingkan perahu kita. Ditengah kelelahan tersebut para murid lupa bahwa mereka mempunyai Yesus yang bisa melakukan mujizat apapun. Para murid terlalu fokus terhadap upaya menyelamatkan diri mereka sendiri dalam menghadapi masalah, mereka tidak sepenuhnya berserah dan menyerahkan masalah yang mereka hadapi kepada Tuhan, tidak jauh berbeda dengan kita bukan?!

Sahabat ku, hendaknya kita tidak terlalu fokus terhadap kemampuan diri kita sendiri atau orang lain yang kita anggap dapat membantu kita dalam menghadapi sesuatu, Tuhan Yesus mengajar untuk kita percaya, berserah dan menyerahkan segala sesuatu kepadaNya. Jangan memakai otak kita untuk menyelesaikan sesuatu. Sertakan Tuhan dalam segala hal, maka hidup kita akan damai.

2 pelajaran yang kita dapat dari sini. Pertama adalah selalu ingat pertolongan Tuhan itu datang tepat waktu, bukan waktu kita tapi waktu-Nya, kedua kita diminta untuk fokus kepada-Nya dan tidak terfokus kepada kekuatan duniawi. tapi fokus kepada-Nya didalam setiap kesulitan yang kita hadapi, berserah dan fokus kepada Tuhan dalam setiap rintangan hidup dan kenikmatan hidup ini.

Amin
Tuhan bersama mu.

Popular posts from this blog

Berilah Maka Kamu Akan Diberi

Berfoya-foya Dalam Kemewahan

Masih Ragu Dengan Kuasa-Nya?