B E R D A M A I
Seberapa jauh perjalanan yang harus kamu tempuh untuk menyelesaikan masalah dengan saudara yang tidak mau berbicara dengan dirimu selama 10 tahun terakhir? Maukah kamu tetap diam dan membisu seribu bahasa walau saat itu telah bertemu dipemakaman bapak atau ibu mu?
Ada sebuah cerita dimana kakak beradik ini bermusuhan dari kecil dan sampai mereka dewasa, lebih baik mereka berjalan sendiri mencari secangkir beras atau gula berkilo-kilo dalam hujan ataupun badai daripada meminjam dari saudaranya sebelah rumahnya. Saking saling membencinya sehingga sikakak harus memutar jalan berkilo-kilo hanya untuk menghindari melewati depan rumah adiknya dan begitupun sebaliknya.
Ketika mendengar cerita tersebut aku merenungkan tentang keretakan hubungan yang saat itu terjadi, padahal.... Padahal notabene mereka adalah keluarga Kristiani yang setiap saat berdoa dan bersekutu ke Gereja bersama keluarga. Aku juga merenungkan kata-kata Yesus yang meminta kita berdamai dengan orang-orang yang telah menjauhi kita atau kita telah menjauhi mereka.
Ia berkata, "Jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu" (Injil Matius 5:23-24).
Jadi.... Apapun yang kamu buat kepada Tuhan, sebelum kamu membereskan hubungan mu dengan sesama, maka sia-sialah pekerjaan mu itu. Begitupun diri kita, gimana kita mau mengampuni kalau kita tidak pernah mengampuni dan berdamai dengan diri kita sendiri dahulu?! "Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. (Injil Matius 22:39). Sebelum kita mau belajar mengasihi diri kita sendiri, mustahil kita bisa mengasihi sesama.
Belajarlah mengampuni dan berdamai dengan sesamamu, Mau berdoa, mau mempersembahkan segalanya bagi Tuhan, mau melayani, tapi kalau kita belum membereskan persoalan kita dengan sesama, itu sama saja seperti kita membuang garam kelaut, pekerjaan yang sia-sia. Karena Tuhan berkata, "pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu" (Injil Matius 5:24). Mempersembahkan persembahan sama dengan berdoa, melayani dan lainnya, jadi sebelum kita membereskan dengan sesama apa yang kita berikan kepada Tuhan menjadi hambar.
Gimana kalau mereka tidak mau mengampuni? Itu urusan mereka kepada Tuhan, Bukan urusanmu, urusanmu adalah melakukan dengan Tulus Iklas dan dengan kerendahan hati dan mengambil tindakan. Mereka tidak mau mengampuni itu bukan urusanmu, urusanmu sudah selesai dimata Tuhan untuk berdamai dengan sesamamu.
Coba lihat Injil Matius 6:12 dimana bila kita memohon pengampunan kepada Bapa, kepada Tuhan, tapi kita sendiri tidak mau mengampuni sesama, lantas apa jadinya? "ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami", ingat ini "SEPERTI", jika kita tidak mau berdamai dengan sesama ya begitu juga pengampunan yang diberikan dari Tuhan kepada kita, Tuhan mengapuni seperti kita mengampuni atau berdamai dengan sama. Tidak mau berdamai? Yah jadilah seperti itu apa yang Tuhan akan lakukan kepada mu, sama dengan apa yang kamu lakukan kepada sesama. Sudah jelas kan?
Jadi, masih adakah seorang kerabat, teman, atau saudara di dalam Kristus yang perlu diajak berdamai dengan dirimu? Jika demikian, mengapa kamu tidak segera menghampirinya? Ingat... Kita tidak tahu apakah besok kita masih bisa berjumpa dengannya, atau apakah masih ada hari esok buat kita, kita tidak tahu...
Amin
Tuhan bersama mu