Jangan Bermegah Diri, Perhatikan dan Awasilah Hidupmu!


"Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau." 1 Timotius 4:16.
Karena itu seperti ada tertulis: "Barangsiapa yang bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan." (1 Korintus 1:31)

Kata awas berarti suatu peringatan agar kita berhati-hati. Coba lihat... Bukankah kita sering menjumpai kata-kata peringatan semacam ini tertulis di mana-mana? Di jalan raya misalnya "Awas ada tikungan, Awas ada perbaikan jalan, Awas banyak anak sekolah" dan sebagainya. Itu artinya kita harus berhati-hati dan selalu waspada, karena bila melanggar atau lengah, maka engkau dan orang lain akan celaka.

Ok, sekarang mari kita lihat apa maksud dari semua ini. Perhatikan, Firman Tuhan menasihati agar kita mengawasi diri sendiri terlebih dahulu, bukan orang lain. Memang,pekerjaan yang enak dan mudah adalah kita yang mengawasi, mengamat-amati, menilai, mengoreksi kelemahan serta menghakimi orang lain kan? Hahaha.   

Saat ini, untuk mengawasi diri sendiri atau bercermin pada diri sendiri tidak semua orang mau melakukannya, karena mereka sudah merasa benar dimata Allah (itu kata mereka). Tetapi rasul Paulus mengingatkan demikian, "Baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri; maka ia boleh bermegah melihat keadaannya sendiri dan bukan melihat keadaan orang lain."  (Galatia 6:4).

Rasul Paulus berkata, "Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu."  (1 Timotius 4:12b). 

Bagaimana dengan perkataan kita? Yang kita perkatakan menunjukkan siapa kita.  Jadi kata-kata apakah yang keluar? Kata-kata firman yang membangun, menguatkan dan memberkati orang lain, ataukah kata-kata sia-sia yang terlontar (umpatan, kutuk dan sebagainya).  

Bagaimana dengan tingkah laku kita? Apakah selama ini tingkah laku kita sudah sesuai dengan firman Tuhan atau malah jadi batu sandungan bagi orang lain? Begitu pula dalam hal kasih, kesetiaan dan juga kesucian. Apakah itu hanya dimulut atau telah di implementasikan didalam kehidupan? 

Sahabat.... janganlah kita bermegah diri, tapi tunduklah kepada kuasa Allah dan jadilah teladang bagi sesama, jangan mudah menunjuk orang tapi coba lihat kesalahan apa yang telah kita perbuat pada hari ini. Jangan lah bermegah. 

Kata “bermegah” berarti “Membanggakan (membesarkan, menyombongkan) diri atau berlaku ingin lebih megah dari pada yang lain.” 
Orang yang bermegah seperti itu tidak diperkenan Tuhan karena ia menempatkan diri sebagai Tuhan, sehingga tidak ada tempat lagi bagi Tuhan.

Beginilah firman TUHAN: "Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya (Yeremia 9:23).
"tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN." (Yeremia 9:24).

“Tetapi barangsiapa bermegah hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan.” 
(2 Korintus 10:17)


Amin.
Tuhan bersama mu,





Popular posts from this blog

Berilah Maka Kamu Akan Diberi

Berfoya-foya Dalam Kemewahan

Masih Ragu Dengan Kuasa-Nya?