Dipoles Dan Dimurnikan
"Kui adalah untuk melebur perak dan perapian untuk melebur emas, tetapi Tuhanlah yang menguji hati." (Amsal 17:3)
"Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas" (Ayub 23:10)
Sahabat....
Demikian pula iman kita. Agar bisa murni, iman harus melalui proses pemurnian pula sama seperti emas. Ada banyak orang yang ingin memiliki iman murni tetapi tidak mau melalui prosesnya. Proses pemurnian bukanlah sesuatu yang nyaman untuk dihadapi. Emas pun demikian bukan? Emas itu aslinya adalah bukan barang yang mengkilap, bukan barang yang cemerlang, tetapi sesudah melalui tahap pembuangan logam-logam lain didalam emas itu, sesudah melalui tahap pemolesan, emas baru keluar sebagai barang yang gemerlap, mengkilap, cemerlang dan mahal harganya.
Emas pada aslinya bersifat lunak, lentur, dan bebas dari karat atau zat-zat lain. Bila ia masih bercampur dengan logam lain, misalnya tembaga, besi, nikel, emas menjadi lebih keras, kurang lentur, dan lebih mudah berkarat, sebab itu untuk mendapatkan emas yang murni ia harus di proses.
Emas harus melalui proses pembakaran dengan suhu yang sangat tinggi untuk dapat dimurnikan. Begitu juga kehidupan kita. Ada kalanya Tuhan mengijinkan kita untuk masuk ke dalam pencobaan. Bukan untuk menyiksa kita, namun untuk memurnikan iman kita. Seperti halnya emas diproses hingga menjadi murni, iman kita pun terkadang harus melalui proses pemurnian lewat pencobaan-pencobaan yang mungkin rasanya sangat menyakitkan seperti dibakar.
Reaksi dan tindakan dalam menghadapi permasalahan dan pergumulan hidup bisa menunjukkan tingkat atau kadar keimanan seseorang. Bagaimana mungkin seseorang bisa dikatakan memiliki iman besar jika menghadapi masalah kecil saja sudah bersungut-sungut, takut, khawatir atau bahkan menyerah? Penderitaan dan masalah dapat membentuk karakter yang bersinar dan teguh dalam diri kita. Bertekun dalam melewati itu hingga tuntas akan membuat iman kita semakin bertumbuh kuat dan murni. Orang yang beriman teguh akan selalu tegar, karena mereka percaya penuh pada penyertaan Tuhan dalam segala pembentukan atau pemolesan yang dialami.
"Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya." (1 Petrus 1:7)
Seperti emas murni, yang telah dimurnikan. Suatu hati yang lunak, lembut, dan lentur (mudah dibentuk) itulah yang Tuhan kehendaki didalam kehidupan kita.
"... tetapi Aku telah menguji engkau dalam dapur kesengsaraan." (Yesaya 48:10) Agar apa, agar kita bisa dilihat murni atau tidaknya hati kita. Karena bila tidak murni maka kita akan dibuangNya dan bila kita setia dalam ujian pembentukannya (seperti Ayub) Maka kita akan keluar sebagai pemenang, keluar sebagai emas murni yang tidak ternilai harganya.
Percayalah bahwa Tuhan sanggup merubah rasa sakit didalam proses pemurnianmu menjadi rasa sukacita yang amat dalam bila saja kita mau dan setia dalam proses pemurnian itu, kita akan keluar sebagai emas murni yang lentur, lunak dan bebas dari karat dan itu terjadi ketika kita mempercayai Allah setia menemani kita didalam pembentukan itu.
Lewati proses pembakaran dengan bersyukur karena pada akhirnya kita akan terus mendapati iman yang semakin murni seperti emas yang telah dimurnikan didalam kehidupan kita.
"Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya." (1 Tawarikh 16:34)
Amin.
Tuhan bersama mu