Seperti RAJAWALI (1 of 2)


Yeremia 17:7 "Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!"

Yesaya 40:31 "tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru, mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah."

Mari kita belajar dari burung Rajawali.

PELAJARAN I-VI :

SEMUA BAYI RAJAWALI HARUS BELAJAR UNTUK TERBANG
Di atas puncak gunung yang tinggi, telur rajawali menetas dan munculah bayi rajawali. Seperti layaknya bayi yang lain, hanya ada dua hal yang sangat disukai oleh bayi rajawali ini untuk dilakukan, yaitu makanan dan tidur. Bayi rajawali akan menghabiskan masa-masa pertamanya di dunia di dalam sarangnya yang nyaman. Setiap hari, induk rajawali mencarikan makanan untuk bayinya dan menyuapi mulut bayi yang sudah terbuka untuk menerima makanan. Dengan perut kenyang, bayi itu tidur kembali. Hal itu berlangsung berulang-ulang dalam hidupnya. Siklus ini berjalan beberapa minggu, sampai pada suatu hari, induk rajawali ini terbang dan hanya berputar-putar di atas sarangnya memperhatikan anaknya yang ada di dalamnya. Kali ini tanpa makanan. Setelah berputar beberapa kali, induk rajawali akan terbang dengan kecepatan tinggi menuju sarangnya, ditabraknya sarang itu dan digoncang-goncangkannya. Kemudian ia merenggut anaknya dari sarang dan dibawanya terbang tinggi. Kemudian, secara tiba-tiba, ia menjatuhkan bayi rajawali dari ketinggian. Bayi ini berusaha terbang, tapi gagal. Beberapa kali jatuh, cepat-cepat sang induk meraih anaknya kembali. Setelah itu, dilepaskannya pegangan itu dan anaknya jatuh lagi.Tapi sebelum anaknya menyentuh daratan, ia mengangkatnya kembali. Hal ini dilakukan berulang-ulang setiap hari. Hingga hanya dalam waktu satu minggu anaknya sudah banyak belajar, dan mulai memperhatikan bagaimana induknya terbang. Dalam jangka waktu itu, sayap anak rajawali sudah kuat dan ia pun mulai bisa terbang.

Banyak orang Kristiani seperti bayi rajawali ini. Terlalu nyaman di dalam sarangnya. Kita hidup dengan nyaman tanpa mau ada perubahan. Kita mau selalu diisi dengan firman yang enak ditelinga, tanpa mau menerima kenyataan bahwa hidup kekristenan juga adalah hidup dalam penderitaan memikul salib. Ketika pencobaan datang menggoncang hidup kita, tergoncang pula iman kita. Kita mulai menyalahkan Tuhan dan memilih untuk menjauhiNya. Kita tidak sadar bahwa Tuhan sedang melatih kita, agar sayap kita menjadi kuat dan siap untuk terbang tinggi. Sebagaimana otot yang keras dan kuat dibentuk dari latihan yang rutin, demikian pula iman orang Kristiani. Sebagaimana induk burung rajawali yang membiarkan anaknya jatuh dan menyambarnya kembali disaat2 kritis, demikian pula Allah, ketika kita jatuh dalam pencobaan, Ia tak pernah membiarkan kita sampai tergeletak. (TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya; apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya. Mazmur 37:23-24)


PELAJARAN II-VI :

RAJAWALI DICIPTAKAN UNTUK TINGGAL DI TEMPAT TINGGI
Berbeda dengan jenis burung lainnya, rajawali diciptakan untuk terbang di tempat-tempat yang tinggi, jauh dari pandangan mata telanjang dan jauh dari jangkauan para pemburu. Burung rajawali memiliki keunikan, jika ia berada di alam bebas, akan menjadi burung yang paling bersih di antara burung lainnya, tapi jika dia berada di dalam ‘penjara’ dan terikat, ia akan menjadi burung yang paling kotor (hal ini dikarenakan rajawali mengkonsumsi makanan yang berbeda dengan burung lainnya).

Firman Tuhan berkata bahwa Dia mengangkat kita menjadi kepala dan bukan ekor. ("TUHAN akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia", Ulangan 28:13). Dia akan mengangkat kita di atas gunung batu. Demikianlah kita seharusnya dalam kehidupan ini, selalu beriman bahwa Tuhan merancangkan kehidupan yang indah, dan bukan kesulitan. Kita akan berkelimpahan dan bukan berkekurangan. Dan sebagaimana Rajawali adalah burung yang bersih ketika hidup jauh dari burung-burung lainnya, demikian pula kita harus hidup jauh dari kesenangan dan godaan duniawi yang sewaktu-waktu dapat mencemari kehidupan kerohanian kita. 

Bersambung...

Popular posts from this blog

Berilah Maka Kamu Akan Diberi

Berfoya-foya Dalam Kemewahan

Masih Ragu Dengan Kuasa-Nya?