Dampak Dari Mulut
Siapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia orang yang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya. (Yakobus 3:2)
Orang-orang berkata "mulutmu harimaumu".
Barang kali kita sering mendengar pepatah lama ini “Mulutmu harimaumu!” yang memiliki arti segala perkataan yang diucapkan, akan dapat merugikan diri sendiri apabila tidak dipikirkan dahulu. Makna dari mulutmu harimaumu adalah apa yang sudah diucapkan, tidak bisa untuk ditarik kembali.
Seringkali ucapan yang keluar dari mulut seseorang sekan menjadi seekor harimau yang menerkam dan menikam laksana belati yang terhunus dan terhujam ke hati orang lain. Kemudian menyisakan luka yang panjang pada orang lain itu.
Sekali-sekali kita perlu bertanya: mengapa Tuhan memberi kita dua telinga, dua mata, dua lubang hidung, dan satu mulut dalam keseluruhan formasi wajah dan kepala kita?
Hahaha, aku masih ingat saat itu. Pada masa kanak-kanak di sekolah minggu, seorang guru pernah memberi jawaban yang sederhana padaku, namun melekat hingga kini. Dikatakannya, Tuhan memberi kita dua telinga agar kita banyak mendengar. Memberi kita dua mata agar kita bisa melihat dengan jelas dan fokus. Memberi dua lubang hidung, agar kita bisa menyerap oksigen dengan baik dan mengeluarkannya dengan baik pula.
Tuhan memberi mulut dengan dua bibir, agar kita memahami untuk bicara efisien dan efektif. Mulut tidak dipergunakan untuk berbicara dengan diri sendiri, karena yang melakukan fungsi itu lebih banyak adalah keluar dari hati, perasaan dan pikiran kita.
Mulut adalah bagian dari keseluruhan indra yang sering dimaknai sebagai anasir wajah yang bisa memberi dampak positif dan sekaligus negatif. Bagi manusia, mulut sedemikian simbolik jadinya. Melalui mulut, keindahan kata menjadi bermakna. Melalui mulut pula, ungkapan hati dan perasaan terungkap. Melalui mulut dan mata, kasih sayang terungkapkan.
Dalam banyak hal, mulut menjadi simbol ekspresi dan refleksi yang akan menandai bagaimana manusia menjadi sungguh manusia. Keelokan akhlak, budi pekerti, dan akal budi mengalir pula melalui mulut. Dan banyak sekali nilai-nilai pergaulan insani berhubungan dengan mulut. Orang bisa mati karena mulutnya, dan orang bisa hidup karena mulutnya juga atau kata-kata yang dikeluarkannya.
Sahabat,
Bagaimana dengan mulutmu? Kata-kata mu? Apakah membangun? Atau bahkan mematikan?!? Jagalah mulut kita, karena dari mulut kita akan mendapat berkat dan dari mulut juga kita mendapat kutuk.
"Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia." (Efesus 4:29)
Amin.
Tuhan bersama mu.