Suam Suam Kuku


Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau dingin dan tidak panas, alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas! Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku. Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkaya diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang. (Wahyu 3:15-17 )

Waktu pertama kali saya membaca peringatan ini, hati saya merasa begitu bergetar. Karena teguran ini diberikan Tuhan kepada gerejaNya: kita yang sudah diselamatkan dan berada dalam tubuh Kristus! Tidak saja sudah diselamatkan tetapi juga sudah sangat diberkati. Dengan kata lain, sewaktu-waktu kita bisa saja dimuntahkan keluar dari tubuhNya, kalau hidup kita tidak berkenan di mataNya. 

Jadi, saya pun bertanya, apa sih sebenarnya kehidupan Kristiani yang suam-suam kuku itu? Beberapa waktu yang lalu Roh Kudus memberikan pemahaman tentang hal ini dari kehidupan Kristiani saya sendiri yang loyo. Inti masalahnya adalah kita sering membiarkan “Api Roh Kudus atau Cinta Kasih” ini menjadi redup dengan tidak selalu datang kedalam hadiratNya. Padahal, Tuhan ingin membina suatu hubungan yang intim dengan kita. Tuhan berkerinduan menjadikan kita sebagai mempelai wanitaNya yang kekasih. Ketika Api ini mulai padam, yang saya amati dan rasakan, adalah kita mudah sekali terserang tiga penyakit kronis:

1. Kebanggaan Diri. 
Penyakit ini biasanya menimpa kita yang hidupnya sudah sangat diberkati dengan materi yang melimpah. Kondisi ”kenyang” dan mapan sering kali membuat kita terlena dan tertidur, dan lupa kepada Sang Pemberi Berkat, dan merasa tidak membutuhkanNya lagi. Ucapan syukur dan penyembahan, serta pujian-pujian dari hati yang tulus kepadaNya sudah tidak lagi menjadi bagian dari kehidupan kita. 

Kalau toh kita menyebutkannya, itu pun hanya di bibir saja. Akibatnya, kita mengalami kemiskinan rohani alias kehampaan di hati kita. Celakanya, untuk mengisi kehampaan ini, kita condong hanya memikirkan bagaimana menghabiskan berkat ini untuk hal-hal keduniawian. Apalagi di dunia sekarang yang sarat dengan berbagai suguhan dan tawaran yang mengumbar kenikmatan dan kesenangan.

2. Tidak Pernah Puas-Puas. 
Penyakit aneh yang satu ini menimpa kepada siapa saja, baik yang belum mapan dan yang sudah mapan. Dalam kondisi ini, kita cenderung hanya memikirkan bagaimana mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya dan biasanya tanpa memikirkan kepentingan orang lain bahkan reputasinya sendiri. 

Tidak ada rasa berkecukupan di hati kita. Parahnya lagi, ketelanjangan rohani ini membuat kita menjadi buta dan tidak tahu malu. Apa saja kita labrak dan kita langgar. Kondisi ini pula telah dimanfaatkan pula oleh iblis dengan segala macam tipu daya untuk mencuri lebih banyak lagi dari diri kita. Dari mulai transaksi fiktif sampai investasi dengan iming-iming uang berlipat ganda. Orang yang sudah lupa diri akan mudah tergiur dengan hal-hal semacam ini. Dunia ini sudah memberikan banyak contoh kepada kita bagaimana mereka yang terjerat di dalamnya.

3. Kejenuhan. 
Saya amati dan rasakan pula bahwa orang yang sudah kehilangan kasih Allah atau Roh Kudus, akan mudah merasa jenuh dalam segala hal. Koq bisa begitu? 

Ketika Kasih Tuhan itu mulai redup di hati kita, maka sukacita pun lenyap dari hati kita. Di kalangan anak muda masa kini kejenuhan ini dikenal dengan sebutan "bete". 

Sebagai kompensasinya, kita mulai mencari-cari hal-hal berbau excitement ( membangkitkan gairah ). Tak heran, belakangan ini semakin banyak hiburan, permainan, seminar, sampai obat-obatan yang dirancang dan diracik untuk memotivasi, meningkatkan gairah, atau yang katanya dapat memacu adrenalin. Lebih parah lagi, ketika kejenuhan itu merasuk rumah tangga, maka mucullah istilah-istilah menyeramkan seperti W/PIL (Wanita/Pria Idaman Lain),  dsb.

Ujilah drimu sendiri, apakah kamu tetap tegak dalam iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu? Sebab jika tidak demikian, kamu tidak tahan uji. (2 Korintus 13: 5)

Sahabat...
Yesus pun berkata bahwa kita tidak bisa mengabdi kepada dua majikan! Hitam atau putih? Hidup orang Kristiani yang benar tidak bisa kelabu! Jadi mau jadi jahat jahatlah sekalian, mau jadi baik, baiklah sekalian, bertobatlah sungguh-sungguh dan jadilah benar. Jadilah pelaku Firman yang aktif. Buka hati kita lebar-lebar, dan kobarkan lagi Api Kasih ini kepada Tuhan dan sesama dan pertahankan terus sampai garis akhir.

Amin.
Tuhan bersama mu

Popular posts from this blog

Berilah Maka Kamu Akan Diberi

Berfoya-foya Dalam Kemewahan

Masih Ragu Dengan Kuasa-Nya?