Allah Dapat Memutar-balikan Keadaan
"Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan,..." (Kejadian 50:20)
Masih ingatkah cerita kehidupan Yusuf? Bagaimana hidupnya pada awalnya sebelum dipercaya Firaun? Hidupnya penuh dengan penderitaan, dan penuh dengan rintangan, tapi Yusuf tak pernah menghujat TUHAN atas penderitaannya atau bahkan menggerutu. Dijalaninya semua itu dengan sukacita dan pengharapan dan pengharapan hanya kepada Tuhan. Kakak-kakaknya yang seharusnya menjadi contoh dan mengayomi dia malah menjualnya demi membuang Yusuf jauh karena mereka kesal dengan mimpi Yusuf dan kata-kata Yusuf yang seolah-olah ingin menjadi tuan kakak-kakaknya dan juga karena mereka kakak-kakaknya iri dengan Yusuf karena ia paling disayang.
Yusuf menjalani pergumulan hidupnya mulai dari bawah bersama Tuhan, dan hanya dengan kekuatan Tuhan, bahkan ia tidak gelap mata dengan kelimpahan, kedudukan dan lain sebagainya, bahkan ia rela dipenjara hanya karena ia tidak mau menyembah selain dari pada Tuhan. Apa yang ia jalani semuanya diberkati Tuhan, karena Yusuf berkenan kepada-Nya. Yusuf selalu menabur yang baik dan benar dimata Allah.
Mengapa Yusuf berkenan dimata Allah?
1. Takut akan Tuhan
Sikap ini ditunjukkan oleh Yusuf ketika ia menjadi budak di rumah Potifar. Saat ia digoda oleh istri Potifar, ia segera berlari meninggalkan istri Potifar. Ia berusaha untuk hidup kudus dan senantiasa menjaga kekudusannya di hadapan Tuhan. Hidup kudus dan berkenan di hadapan Allah menjadi kerinduan utama Yusuf dalam hidupnya.
2. Mengasihi dan Mengampuni
Yusuf tidak menyimpan kepahitan terhadap keluarganya. Sekalipun ia dijual sebagai budak oleh saudara-saudaranya, ia tetap mengampuni mereka. Yusuf bahkan senang karena bisa bertemu kembali dengan keluarganya. Ia juga mengasihi bangsanya sehingga berusaha menolong mereka untuk keluar dari bencana kelaparan yang terjadi saat itu.
3. Mengandalkan Tuhan
Setiap hal yang Yusuf lakukan senantiasa mengutamakan Tuhan sehingga Tuhan berkarya dengan membuat Yusuf berhasil dalam setiap hal yang dikerjakannya. Tuhan menjadi satu-satunya Pribadi yang selalu hadir dalam hidup Yusuf setelah ia dijual ke Mesir. Hubungan Yusuf dengan Tuhan semakin intim sehingga memampukannya berserah kepada Tuhan dalam menjalani hari lepas hari. Bahkan, Yusuf difitnah dan dimasukkan ke dalam penjara karena dituduh melakukan hal yang tidak senonoh kepada istri majikannya, Potifar. Ketidakadilan ini diterima oleh Yusuf, dan Tuhan memberkati Yusuf sehingga di dalam penjara pun ia menjadi kesayangan kepala penjara.
4. Bertanggung Jawab
Karakter bertanggung jawab dapat kita temui dalam hidup Yusuf. Saat melakukan tugasnya, ia selalu melaksanakannya dengan sepenuh hati dan bertanggung jawab sehingga ia diangkat menjadi kepala rumah tangga dan kepala di penjara, bahkan menjadi orang kedua yang berkuasa atas Mesir. Sikap tanggung jawab ini juga yang akhirnya membawa Yusuf bertemu dengan keluarganya.
Yusuf adalah seorang yang rendah hati dan punya hati mengasihi, meskipun punya kesuksesan yang luarbiasa. Dia juga orang yang tidak menyalahkan Tuhan atau mengeluh dan bersungut-sungut untuk hal-hal buruk yang menimpa hidupnya. Dia adalah sang Visioner yang melangkah bersama-sama Tuhan dalam lintasan yang tepat dengan cara-cara yang berkenan dihadapan Tuhan, dan karakter yang dimiliki Yusuf ini menjadi teladan yang pantas kita contoh. Ia menabur kebaikan dan akhirnya ia menuai kemuliaan diakhir hidupnya bersama keluarganya.
Tuhan merubah Yusuf yang biasa menjadi luar biasa melalui proses. Kalau saja kakak-kakaknya tidak berbuat seperti itu, atau kalau saja Yusuf menolak proses itu, maka tidak ada Yusuf yang kita kenal sampai saat ini, Tuhan pakai keluarga Yusuf untuk membentuk karakternya, membentuk iman dan percayanya dan dengan himpitan dan tempaan, Yusuf dalam keluar sebagai pemenang.
Sahabatku,
Banyak orang yang menjatuhkan mu, menghancurkan mu agar mereka menjadi yang nomor satu, tapi jangan pernah takut karena masalah demi masalah akan dapat engkau hadapi karena Allah bersama mu, Tuhan bisa pakai semua itu hanya sebagai alat untuk merubahmu menjadi lebih baik dari sebelumnya bahkan kalian harus berterima kasih kepada mereka, karena mereka dirimu dirubah menjadi luarbiasa dan mampu menjalani semua itu bersama Tuhan seperti Yusuf. Ingatlah selalu, Yusuf selalu bertanggung jawab, rendah hati dan mengampuni walaupun ia sudah menjadi seorang yang hebat, akankah kamu seperti itu?
"Kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan". (Kejadian 50:20)
"Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?" (Roma 8:31)
Yusuf menabur apa yang baik dan benar dan selalu rendah hati, maka ia menuai kebaikan, kebenaran dan kemuliaan diakhir hidupnya. Belajarlah dari Yusuf.
Amin.
Tuhan bersama mu.