Pegampunan & Kasih Tuhan
"Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya,..." (Injil Matius 12:20)
Buluh yang terkulai, apa artinya? Buluh itu adalah semacam rumput yang tinggi di padang. Kadang-kadang setinggi manusia, tapi kalau sudah dipatahkan satu kali, terkulai namanya. Jadi tidak pernah bisa tegak lagi. Satu kali dipatahkan, sudah terkulai, dan itu tidak bisa kembali lagi. Sumbu yang pudar nyalanya disebabkan oleh minyaknya yang sudah mulai habis.
Bagi Yesus, kehidupan yang sudah hancur dan patah, parah dan penuh dosa sekalipun tidak akan dibuangNya selama orang itu masih mau mengakuinya dan bertobat dari kesalahannya dan berbalik kepada Tuhan. Dan bagi Yesus, buluh yang patas itu masih dapat disambung dengan baik dengan bentukan tanganNya, Bagi siapapun yang sudah tidak berdaya, hidup segan matipun tak dapat tidak akan ditinggalkan begitu saja, bila saja yang bersangkutan mau mempercayai keselamatan yang Tuhan berikan. Dan Yesus lah Minyak itu, Dia selalu memberikan urapan yang baru kehidupan yang baru, minyak yang baru, hari demi hari agar kehidupan kita diterangkan dan menjadi terang dalam dunia yang gelap ini.
Orang yang lemah seringkali menyerupai buluh yang patah terkulai dibiarkan saja. Namun nubuat Yesaya (Yesaya 42:1-9) digenapi dan dipenuhi secara lengkap di dalam diri Yesus. Betapa besar perhatian dan kasih Yesus terhadap orang yang lemah, orang sakit dan orang yang berdosa, yang sudah seperti “buluh yang patah terkulai”. Sifat itu selalu nyata pada Yesus. Misalnya pada waktu Petrus tiba-tiba diliputi ketakutan dan menyangkal Yesus, tetapi kemudian menangis tersedu-sedu karena menyesal dan mengakui dosanya, namun Yesus tidak membuang Petrus melainkan membangunnya. Begitulah sifat Yesus sampai sekarang ini. Begitu juga pengharapan
Ada satu kenyataan yang tak dapat dipungkiri oleh orang percaya di mana pun, yang berada dibawah kolong langit ini, yakni bahwa mereka masih dapat mengalami berbagai kesulitan dalam hidup mereka. Orang percaya sesaleh apapun suatu saat bisa saja diijinkan Allah mengalami kekurangan, dicurangi orang lain, difitnah, kele-mahan tubuh atau sakit, kehilangan orang yang disayangi, kepahitan, kekecewaan, kuatir, dan kemalangan. Gambaran ini se-jajar dengan apa yang diumpamakan dengan istilah “buluh yang patah terkulai” atau “sumbuh yang pudar nyalanya”.
Sahabat....
“sekalipun kita mengalami kemalangan” seperti nasib “buluh yang patah terkulai” dan atau "seperti sumbu yang mulai pudar nyalanya", ingatlah satu hal, Allah tidak akan membiarkan kemalangan tersebut “menghancurkan kehidupan orang percaya” sejajar dengan ungkapan “tidak akan diputuskan-Nya”. Memang setiap orang percaya masih memiliki atau tidak luput dari kemungkinan untuk “patah terkulai” dan "redup" tetapi Allah tidak akan membiarkannya sampai “putus” atau “diputuskan”.
Ia akan dengan setia menyatakan kasih-Nya kepada kita asalkan kita mau menerima dia sebagai Tuhan dan juruselamat kita dan mengikuti semua yang telah diFirmankan-Nya.
Tuhan pun berkata "Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu." (Yesaya 46:4).
Dia tidak pernah meninggalkan orang yang terkulai, sebab ada tertulis "Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Injil Matius 28:20).
Amin.
Tuhan bersama mu