Tuhan tidak Pernah Tuli Mendengar Doa Kita
"Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus." (Filipi 4:19)
Setiap dari kita pernah mengalami kekecewaan ketika segalanya tidak bekerja seperti yang kita inginkan, dan jika kita berdoa untuk sesuatu yang tidak kunjung datang juga, kita kecewa, pertama karena kita tidak mendapatkan apa yang kita inginkan, dan kedua karena kelihatannya Tuhan tidak menepati janjiNya. Padahal untuk semua itu membutuhkan proses dan kehendak daripada Tuhan sendiri.
Tuhan tahu mana yang terbaik untuk kita.
Ada sebuah cerita ilustrasi yang amat baik mengenai Tuhan lebih tahu yang terbaik untuk kita.
Ada sebuah tukang bakso ya sebut saja bernama Udin.
Udin rajin sekali dan dagangan baksonya di berkati Tuhan karena memang Udin ulet dan selalu mengandalkan Tuhan didalam setiap langkahnya.
Udin rajin sekali dan dagangan baksonya di berkati Tuhan karena memang Udin ulet dan selalu mengandalkan Tuhan didalam setiap langkahnya.
Dari hanya bermodalkan bakso pikulan, lama kelamaan dia bisa beli gerobak, dan akhirnya dia bisa membeli tempat untuk berjualan bakso dan semuanya itu atas doanya kepada Tuhan. Tuhan mengabulkan doa Udin karena Tuhan melihat semuanya baik.
Satu saat, timbulah pemikiran kalau saja ada pendamping mungkin dia tidak terlalu lelah bekerja sendirian mengurusi bakso dan lain sebagainya, walau karyawan pun ada, tapi dia tetap merasa harus ada yang menangani keuangan dan hal penting lainnya.
Berkenalanlah dia dengan seorang gadis bernama Ina, cantik, bertubuh kurus dan kemayu, dan ternyata Ina mempunyai seorang kembaran yang bernama Ani, berparas biasa saja, bertubuh gemuk dan besar dan kebapaan alias super woman atau wanita biasa bekerja hahaha. Dan Udin juga baik kepada Ani karena Ani adalah saudara kembar Ina. Hari berganti hari dan Doa terus dijalani dan dipanjatkan Udin agar Tuhan mengijinkan Ina untuk menjadi pendampingnya.
Tibalah satu saat menegangkan saat dia memberanikan diri untuk bertemu dengan orang tua Ina dan memberanikan diri untuk meminang Ina sebagai calon mempelai Udin. Dan betapa kagetnya saat Udin tidak mendapat restu dari orang tuanya mengingat Ina akan dijodohkan kepada pilihan orang tuanya, dan pulanglah Udin dengan hati yang hancur. Udin berontak dan marah dan bertanya mengapa Tuhan ijinkan ini terjadi dan mengapa selama ini saat pacaran tidak terjadi apa-apa tetapi saat dia maju ke orang tua Ina malah mendapat hambatan. Dia marah kepada Tuhan
Mungkin saat itu Tuhan hanya tersenyum karena melihat kebodohan Udin, karena Tuhan sudah memilih yang terbaik dan yang sesuai dengan Udin.
Suatau hari saat sedang merenung di pinggir sungai dan meninggalkan dagangannya alias males dagang karena patah hati, Ani saudara Ina yang kebetulan lewat sana melihat Udin sedih dan segera menghampirinya. Dan terjadilah obrolan yang memang Tuhan sudah atur itu semua. Ani memberi semangat kepada Udin, Ani yang juga seorang Kristiani memberikan Firman Allah untuk tetap berpegang teguh kepada janji Allah dan lain sebaginya.
Mungkin saat itu lunturlah hati Udin saat Ani membawa air sejuk dari Firman yang Tuhan sudah siapkan untuk Udin. Pulanglah dia dengan sebuah tekat dimana dia harus maju lagi dan meninggalkan kesedihan yang berlarut itu. Dan keesokan harinya Udin memulai usahanya lagi dimulai dengan berbelanja kebutuhan dan lain sebaginya.
Sekali lagi Tuhan sudah mengatur semua yang terbaik untuk Udin, saat dipasar dipertemukan kembali Udin dengan Ani dan berbelanjalah mereka bersama. Setibanya dirumah Udin pun Ani membantu Udin dengan mempersiapkan segalanya untuk dagangannya, seraya pamit sebentar karena Ani harus pulang mengantarkan belanjaannya dari pasar.
Saat Ani kembali kerumah Udin, didapati Udin seperti kelelahan membuat adonan bakso yang memang harus diadon, dibanting dan dipulung serta dibentuk, saat itu Ani turun tangan membantu Udin, dan tanpa lelah Ani membantin mengadon adonan bakso itu dan jadilah bakso yang baik.
Ternyata buatan Ani lebih enak dari buatan Udin entah mengapa, mungkin karena tenaga Ani lebih besar ketimbang tenaga Udin yang hanya berperawakan kurus bagai tiang listrik daripada Ani yang memang mempunyai perawakan seperti buldoser. Setiap hari mereka berdagang bersama, tertawa bercanda dan pada singkat cerita, akhirnya Udin pun jatuh hati kepadanya dan kembali lagi udin memberanikan diri melamar Ani kepada sang bapak dan ibu Ani, dan kali ini, orang tua Ani memberikan lampu hijau dan menyarankan mereka untuk cepat berumah tangga agar bisa dengan bebas membantu Udin berjualan.
Tibalah hari pernikahan mereka itu dan mereka amat bahagia dan selepas itu mereka pun kembali berjualan bersama. Disuatu hari Udin berdoa kepada Tuhan memohon ampun dan berterima kasih atas apa yang Tuhan berikan kepada dia, walau bukan permintaan atau doa Udin yang dikabulkan tetapi Tuhan memberikan yang ternyata lebih baik dan lebih wahhhh daripada pilihan Udin. Saat itu Tuhan pun tersenyum kembali melihat Udin yang sudah mempersunting Ani, dan Tuhan berkata.... Aku melihat apa yang baik buat mu menurut Ku, bukan melihat apa yang baik menurutmu, karena Aku melihat masa depan mu, bukan masa sekarang untuk mu.
Dan Udin pun bersyukur dan belajar menerima apa yang Tuhan anggap baik untuknya dan terus dan terus sampai dia dikaruniai 2 orang putra yang manis manis dan dapat membantu kedainya, dan semuanya menjadi berkat untuknya dan untuk semua orang.
Dari cerita ilustrasi ini, kita belajar, bahwa disaat kita berdoa, belajarlah untuk mengikuti kehendak Tuhan dan bukan kehendak kita semata, karena yang menurut kita baik, belum tentu baik dimata Tuhan dan disaat kita berkata itu pilihanku dan itu juga belum berarti itu adalah pilihan Tuhan, jadi jangan pernah memaksakan kehendak, terjadilah seperti Yang Tuhan kehendaki. "Jadilah kehendakMu dibumi ini seperti di Surga" (Injil Matius 6:10b)
Berdoalah kepada Tuhan dengan tidak mengatas-namakan kehendak kita tapi biarlah Kehendak Tuhan yang terjadi walau Tuhan sendiri juga tidak pernah melarang semua mahluk untuk memohon sebuah permintaan atau permohonan doa, dan pada yang terakhir adalah keputusan Tuhan yang paling utama, Dialah yang memutuskan apakah permohonan itu sesuai dengan kehendakNya atau tidak.
Jadi semua permohonan itu akan dijawab oleh Tuhan dengan 3 hal, "Ya", "Tunggu" dan "Tidak", jadi jangan pernah memaksakan kehendak kita biarlah semua itu terjadi hanya untuk kemuliaan Bapa disurga.
Amin.
"Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia. (1 Korintus 2:9)